spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Friday 17 May 2013

ISLAM di Negri Samurai (1)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah Bisa dibilang Islam dan Jepang memiliki hubungan yang masih baru dibandingkan dengan negara lain di dunia. Tidak ada catatan jelas dan rekaman sejarah mengenai kontak Islam di Jepang. Belum diketahui apakah Islam hadir di Jepang melalui propaganda agama. Sebelum 1868 M, diketahui terjadi kontak antara Jepang dan Muslim secara individual. Orang Jepang pertama kali mengetahui Islam pada 1877 M sebagai bagian dari pemikiran keagamaan Barat. Kontak penting lainnya terjadi pada 1890 M ketika Turki Ottoman mengirimkan sebuah kapal angkatan laut ke Jepang dengan tujuan memulai hubungan diplomatik serta memperkenalkan Muslim kepada orang Jepang. Kapal angkatan laut yang disebut Ertugrul itu terbalik. Sebanyak 540 orang dari 609 penumpangnya tenggelam dalam perjalanan kembali ke rumah. Muslim Jepang pertama yang pernah dikenal adalah Mitsutaro Takaoka yang masuk Islam pada 1909. Setelah berhaji ia mengganti namanya menjadi Omar Yamaoka. Muslim kedua adalah Bumpachiro Ariga yang sekitar waktu yang sama pergi ke India untuk berdagang dan masuk Islam di bawah pengaruh Muslim lokal. Ia kemudian berganti nama menjadi Ahmad Ariga. Namun, studi terbaru mengungkapkan, Torajiro Yamada kemungkinan adalah Muslim pertama Jepang. Ia mengunjungi Turki untuk menyampaikan simpati atas musibah Erthugul. Ia masuk Islam di sana dan berganti nama menjadi Abdul Khalil. Kemungkinan ia juga telah berhaji. Kehidupan komunitas Muslim yang sebenarnya dimulai setelah kedatangan ratusan pengungsi Muslim dari Turkoman, Uzbekistan, Tajik, Kirgiz, dan Kazakh dari Asia Tengah dan Rusia saat Revolusi Bolshevik selama Perang Dunia I. Mereka membentuk komunitas kecil di beberapa kota utama di Jepang. Sejumlah orang Jepang memeluk Islam melalui kontak dengan Muslim ini.

No comments:

Post a Comment