spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Saturday 31 January 2015

Ilmu kehidupan

13 NASEHAT KEHIDUPAN

Mari kita Hayati dan Renungkan :

1. Jika kita memelihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang yang produktif.

2. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya,

3. Bukan gelar atau jabatan menjadikan orang mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

4. Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kata dan perbuatannya .

5. Jika kita belum bisa membagikan harta, atau kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.

6. Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.

7. Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga atau minimal dengan senyuman yag tulus.

8. Para pembohong akan di penjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.

9. Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmu lah yang menjaga kita.

10. Kalau hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.

11. Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan berkerja ikhlas ialah bagian dari hati.

12. Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.

13. Kita tidak akan pernah tahu kematian akan menjemput kita, tapi kita tau persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya, yaitu Allah Azza Wa Jalla.

Monday 19 January 2015

Inspirasi pak bob

Dari Bob Sadino lagi

BERANI 'GOBLOG' 

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain." - Bob Sadino

"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya." - Bob Sadino

"Orang pintar kebanyakan ide & akhirnya tidak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma  punya 1 ide dan itu jadi kenyataan." Bob Sadino

"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat & jika untung maka bertambahlah syukur saya!" Bob Sadino

"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif." - Bob Sadino

"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar."- Bob Sadino

"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu." - Bob Sadino

"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya ga pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah." - Bob Sadino

"Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah." - Bob Sadino

"Orang pintar maunya cepet berhasil, padahal semua orang tau itu impossible! Orang goblok cuma punya 1 harapan: hari ini bisa makan." - Bob Sadino

"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar para pelamar kerja." - Bob Sadino

~ Sekian perbedaan orang goblok dan orang pintar versi Bob Sadino.

Belajar

"KALIMAT INDAH DARI Dr. 'AIDH AL-QARNI"

نحن لا نملك تغییر الماضي
Kita tdk bisa merubah yg telah terjadi.

و لا رسم المستقبل
Juga tdk bisa menggariskan masa depan.

فلماذا نقتل انفسنا حسرة
Lalu mengapa kita bunuh diri kita dengan penyesalan?

على شيئ لا نستطیع تغییره؟
Atas apa yang sudah tdk bisa kita rubah.

الحیاه قصیرة وأهدافها كثيرة
Hidup itu singkat sementara targetnya banyak.

فانظر الى السحاب
و لا تنظر الى التراب
Maka, tataplah awan dan jangan lihat ke tanah.

اذا ضاقت بك الدروب
فعلیك بعلام الغیوب
و قل الحمدلله على كل شيئ
Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah yang Maha Mengetahui hal yang gaib. Dan ucapkan alhamdulillah atas apa saja.

سفينة (تايتنك) بناها مئات الاشخاص
Kapal titanic dibuat oleh ratusan orang.

وسفينة ( نوح ) بناها شخص واحد
Sedang kapal nabi Nuh dibuat hanya oleh satu orang.

الأولى غرقت والثانية حملت البشرية
Tetapi, Titanic tenggelam. Sedang kapal Nabi Nuh menyelamatkan umat manusia.

التوفيق من الله سبحانه وتعالى
Taufik hanya dari Allah swt.

نحن لسنا السكان الأصليين
لهذا الكوكب الأرض
بل نحن ننتمي إلى الجنّة
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga.

حيث كان أبونا أدم
يسكن في البداية
لكننا نزلنا هنا مؤقتاً
لكي نؤدّي اختبارا قصيرا
ثم نرجع بسرعة
Tempat, dimana org tua kita, Adam, tinggal pertama kali.
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara, Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.

فحاول أن تعمل ما بوسعك
لتلحق بقافلة الصالحين
التي ستعود إلى وطننا الجميل الواسع
و لا تضيع وقتك في هذا الكوكب الصغير
Maka berusahalah semampumu, Untuk mengejar kafilah org2 salih, Yang akan kembali ke tanah air yg sgt luas, di akhirat sana... Jgn sia2kan waktumu di planet kecil ini..!

الفراق: ليَس السفِر، ولا فراق الحب، حتىّ الموت ليس فراقاْ
سنجتمَع في الآخره
الفراق هو: أن يكون أحدنا في الجنه
والآخر في النار
Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yg jauh.
Atau karena ditinggal orang tercinta. Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat.

Perpisahan adalah ketika satu diantara kita masuk surga, sedang yang lainnya terjerembab ke neraka.

جعلني ربي واياكمَ من سكان جنته
Semoga Allah menjadikan grup kita ini menjadi penghuni surganya Alloh.

---

Info sehat

dr. Soelihanto, dr. Ahli Bedah di Batam.

MAKAN NANAS:
----------------
Kalau makan nanas bagian tengahnya dibuang gak??.

Mulai sekarang jangan dibuang ya!!!. Bagian tengah nanas ini bagus. banyak seratnya anti CANCER USUS.
Bagian yang biasa kita makan itu  umumnya adalah gula. Yang tengah itu namanya "Bromolin". Khasiat Bromolin dirahasiakan pihak medis karena Bromolin membantu penyerapan semua vitamin, mineral dalam tubuh.  Pada pasien kanker, Bromolin melunakkan dinding2 sel sehingga obat dapat benar2 menembus ke inti sel. Terus pemakaian obat2an hanya diperlukan 25% saja dari dosis.
Misalnya: Antibiotik 100mg , kalo makan Bromolin, kita hanya perlu yang dosis 25mg .

Kenapa dirahasiakan ?

Karena industri obat dunia terancam penjualan nya . Bayangkan saja misalnya dalam 1 pil mereka biasa pakai zat tertentu 100mg, lalu sekarang hanya pakai 25mg. Bisa gulung tikar pabrik nya. Semoga berguna. Jadi, makan nanas, makan juga tengahnya karena disitulah kebaikan utama yang bisa didapatkan dari buah nanas.
Bromolin itu 10.000 kali lebih kuat dari Kemotherapi .

Kisah Nyata: ​
Pengalaman teman. Ada penyumbatan pembuluh darah banyak luar biasa , sudah pasang ring 7. Sekarang dia makan Bromolin sama Vitamin C dosis tinggi dan penyumbatannya bersih sendiri. Dulu setiap 6 bulan sekali dia scan selalu ada yang tersumbat. Sekarang bersih sama sekali dan jadi lancar, tidak ada yang tersumbat.
Semoga bermanfaat!!!.  DetikHealth | 9 Alasan Kenapa Harus Makan Nanas - http://m.detik.com/health/read/2011/05/16/173535/1640931/766/1/9-alasan-kenapa-harus-makan-nanas

Thursday 15 January 2015

Menjadi orang tua

����MUKADIMAH of Islamic Parenting����

��"Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang masih suci bagaikan permata yang murni. Bebas dari segala macam ukiran dan lukisan. Ia siap menerima setiap bentuk pahatan dan cenderung kepada apa saja yang ditanamkan kepadanya. Bila ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, ia pasti akan tumbuh menjadi orang yang baik. Kedua orang tua akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, termasuk guru dan pembimbingnya. Namun, bila ia dibiarkan melakukan hal-hal yang buruk dan ditelantarkan tanpa pendidikan dan pengajaran, ia pasti akan menjadi orang yang celaka dan binasa. Dengan begitu, orang yang bertanggung jawab atasnya dan juga walinya akan menanggung dosanya.

��Mendidik dan mengajar anak bukan perkara yang mudah dan bukan pekerjaan yang bisa dilakukan sambil lalu. Mendidik dan mengajar anak merupakan kebutuhan pokok dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua orang tua.

��Allah berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..." (Ath-Tahrim: 6)

��Cara orang tua menjaga anaknya adalah dengan mendidik dan mengajarkan akhlak yang baik serta menjaganya dari teman-teman yang buruk. Saat orang tua melihat tanda-tanda bahwa anaknya telah mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk, ia harus meningkatkan pengawasan terhadapnya. Hal ini diawali dengan munculnya rasa malu pada anak. Bila anak mulai memilki rasa segan dan malu, serta tidak mau melakukan beberapa hal tertentu, itu semua karena ia mulai bisa berpikir dengan baik sehingga mengetahui perkara yang tidak baik. Ia mulai malu untuk melakukan hal-hal yang tidak baik tersebut.

��Sikap itu merupakan petunjuk dari Allah yang diberikan kepadanya dan menunjukkan akhlak dan kejernihan hati. Ini merupakan pertanda yang menggembirakan karena akalnya menjadi sempurna saat balig.

��Source:
Islamic Parenting - Pendidikan Anak Metode Nabi (Syaikh Jamal Abdurrahman, 2010), page xiv-xv, xvii

Tuesday 6 January 2015

Belajar

Ikhlas Itu Mudah atau Sulit?
28 September pukul 18:59 ·
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
 
 
Inilah Sufyan bin Sa'id Ats-Tsauri, seorang ulama hadis yang sangat berpengaruh. Keutamaannya dalam ilmu hadis membuat Yahya bin Ma'in dan beberapa ulama lainnya memberi julukan "Amirul Mukminin fil Hadits". Hanya dua orang yang pernah mendapat julukan tersebut, satu lagi adalah Malik bin Anas, meskipun keduanya bukanlah orang yang menyukai gelaran-gelaran hebat yang disematkan kepadanya. Ini merupakan gelaran yang dikatakan orang atas dirinya, bukan dianugerahkan kepadanya lalu diterima dengan hati bangga.
 
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah Ta'ala pernah mengingatkan kita, ”Tidaklah aku obati sesuatu yang lebih berat daripada mengobati niatku, sebab ia senantiasa berbolak-balik pada diriku.”
 
Apa maknanya? Tidak ada yang lebih berat dalam beramal melebihi urusan menata niat. Sesungguhnya sebaik-baik niat adalah yang ikhlas, yakni memaksudkan amal dan ibadah semata-mata hanya untuk meraih ridha Allah subhanahu wa ta'ala. Satu hal yang perlu kita garis bawahi di sini adalah, ikhlas itu berkait dengan sesuatu yang kita lakukan, kita perbuat, bukan sesuatu yang menimpa kepada kita. Adapun perbuatan atau tindakan tersebut kita kerjakan hanya untuk meraih ridha Allah 'Azza wa Jalla. Maka jika ada hal tak menyenangkan yang menimpa kita, urusannya bukanlah soal ikhlas. Bukan. Sama sekali tak berkait dengan keikhlasan.
 
Nasehat Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah ini mengingatkan kita pada perkataan seorang ulama besar yang masyhur, yakni Yahya bin Katsir. Beliau berkata, ”Belajarlah niat karena niat lebih penting daripada amal.”
 
Mengapa niat lebih penting daripada amal? Sebabnya, niatlah yang menentukan nilai amal. Niat yang baik menjadikan amalan yang tampak kecil dan ringan bernilai sangat berat dan mulia di sisi Allah subhanahu wa ta'ala. Niat buruk tak menjadikan seseorang memperoleh dosa karena belum dicatat sebagai keburukan, sementara niat baik sudah mendapat pahala dan bertambahlah apabila niat baik tersebut diwujudkan dalam perbuatan. Tetapi niat yang sungguh-sungguh ingin kita wujudkan atau disebut shiddiqun niyah (niat yang jujur) akan mengantarkan kepada dosa jika itu keburukan, meski tak sampai melakukan, atau pada pahala. Keduanya --dosa maupun pahala-- sebesar orang yang melakukannnya. Na'udzubillahi min dzaalik.
 
Berkenaan dengan kedudukan ikhlas, mari kita perhatikan nasehat Yusuf bin Al Husain Ar-Razi rahimahullah, ”Sesuatu yang paling sulit di dunia ini adalah ikhlas. Betapa sering aku berusaha mengenyahkan riya’ dari dalam hatiku, namun sepertinya ia kembali muncul dengan warna yang lain.”
 
Perkataan Yusuf Ar-Razi rahimahullah ini sekali menunjukkan betapa sulitnya meraih ikhlas dan menjaganya agar tetap bersih. Maka, mendidik niat dan berusaha membenahinya merupakan hal yang sangat penting. Begitu kita meremehkan, maka kita akan tergelincir kepada buruknya niat; merasa tak bermasalah, padahal amat perlu ditangisi. Bukankah yang menyebabkan seorang mujahid yang mati saat berjihad justru terjerumus ke dalam api neraka adalah bersebab salah niat? Bukankah yang menyebabkan ahli sedekah masuk neraka juga karena rusaknya niat?
 
Terkait hal ini, silakan baca kembali tulisan terdahulu bertajuk Salah Sedekah Masuk Neraka. https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=298075006908301&id=183316298384173
 
Maka, alangkah mengherankan ketika ada sebagian penceramah yang memudah-mudahkan soal ikhlas. Seseorang di antaranya berkata, "Ikhlas itu sulit atau mudah?"
 
Para mustami'in (audiens) hening sejenak. Kemudian ustadz tersebut berkata, "Mudah atau sulit, tergantung persepsi kita."
 
Dheggg... Mendengarkan perkataan yang menempatkan persepsi sebagai penentu paling penting, segera mengingatkan saya pada keyakinan dasar di salah satu cabang New Age Movement (NAM) yang berupa pelatihan. Tetapi saya bersangka-baik kepada Ustadz tersebut. Saya kesampingkan dulu risau saya ini. Kalaulah beliau ini terpengaruhi oleh salah satu keyakinan NAM, semoga itu semata karena ketidaktahuannya. Meski demikian, andai kita menempatkan keyakinan bahwa sebaik-baik perkataan adalah kalamuLLah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam, sepatutnya hal itu tidak terjadi.
 
"Kalau kita menganggap mudah, ikhlas itu jadi mudah. Tapi kalau kita menganggap sulit, kita akan sulit ikhlas," katanya melanjutkan, "Betul tidak?"
 
"Coba saya mau tanya, kalau suatu hari ibu-ibu dihadang perampok di tengah jalan dan mereka mengancam akan membunuh jika tidak mau menyerahkan uang di dompet ibu, kira-kira milih ikhlas atau tidak?" kata Ustadz ini meneruskan penjelasannya.
 
Saya tersentak, meski memilih untuk tetap diam. Ini bukanlah yang pertama orang mengambil contoh tentang ikhlas, tetapi sebenarnya tidak berhubungan dengan masalah keikhlasan sama sekali. Mari kita ingat sejenak bahwa ikhlas itu adalah melakukan sesuatu semata hanya untuk memperoleh ridha Allah Ta'ala. Adapun jika kita ditimpa suatu keadaan atau kejadian, maka urusannya berkait dengan ridha (rela, senang hati, menerima dengan lapang). Kita ridha atau tidak dengan tindakan tersebut.
 
Kasus perampokan yang diilustrasikan tersebut misalnya, bisa saja seseorang memilih tidak melawan, tapi itu bukan karena ridha hartanya dirampok. Ia membiarkan uangnya dirampas semata untuk menghindari kejahatan lebih besar. Dalam hal ini, jangankan ikhlas, ridha pun tidak. Ia tidak merelakan hartanya dirampok, meskipun memilih tidak melawan. Justru salah kalau ia ridha terhadap kejahatan. Ia memang harus (setidaknya belajar untuk) ridha terhadap takdir yang menimpanya, tapi bukan meridhai perampokan.
 
Alhasil, meski yang dibahas oleh ustadz tersebut berkaitan dengan ikhlas, tetapi sebenarnya tidak berkaitan dengan ikhlas sama sekali. Sejauh ini, saya belum pernah mendapatkan contoh pembahasan yang benar-benar relevan dari para pembicara terkini yang memudah-mudahkan ikhlas. Umumnya ketika meyakinkan bahwa ikhlas itu sangat mudah, yang dicontohkan adalah berkait dengan ridha. Itu pun tidak menyentuh substansi ridha. Sebagaimana ilustrasi pilihan sikap saat menghadapi perampokan, bisa saja seseorang memutuskan tidak melawan, tapi sama sekali rela dan senang hati menyerahkan hartanya secara paksa.
 
Semoga catatan ini bermanfaat. Semoga kita dapat senantiasa bercermin kepada para salafush-shalih dan mengambil pelajaran dari perkataan mereka. Sesungguhnya mereka lebih dekat dengan mata air agama ini, yakni Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam yang padanya Al-Qur'an diturunkan dan darinya kita mengambil sunnah.
 
Wallahu a'lam bish-shawab.

Halal haram ?

Tahun 2015 indonesia akan diserbu produk makanan LN khususnya dari Tiongkok dan Thai. Berikut info ttg halal haram ..... ��INFO HALAL HARAM��

Mungkin banyak yg tidak / belum tahu bahwa label bertulis "This product contain  substance from porcine". Sebenarnya maksudnya adlh "Produk ini mengandung bahan dari babi".

Selain itu, diantaranya label yang kerap digunakan adalah "The source of gelatin capsule is porcine" yang artinya "Kapsul dari gelatin babi".

Berikut adalah istilah sains yang digunakan dalam produk yang mengandung/menggunakan unsur babi:

1. PORK : Istilah yang digunakan untuk daging babi di dalam masakan.

2. SWINE : Istilah yang digunakan untuk keseluruhan kumpulan spesies babi.

3. HOG : Istilah untuk babi dewasa, berat melebihi 50 kg.

4. BOAR : Babi liar / celeng / babi hutan.

5. LARD : Lemak babi yang digunakan untuk membuat minyak masak dan sabun.

6. BACON : Daging hewan yang disalai, termasuk / terutama babi.

7. HAM : Daging pada bagian paha babi.

8. SOW : Istilah untuk babi betina dewasa (jarang digunakan).

9. SOW MILK : susu babi.

10. PIG : Istilah umum untuk seekor babi atau sebenarnya babi muda, berat kurang daripada 50 kg.

11. PORCINE : Istilah yang digunakan untuk sesuatu yang berkaitan atau berasal dari babi.

Porcine sering digunakan di dalam bidang pengobatan / medis untuk menyatakan sumber yang berasal dari babi.

Semoga bermanfaat,
Firly Ramly Group
HPAI
Produk Halal Tanggung Jawab Bersama

������������������

Mohon dishare kembali ke keluarga, dan umat Islam...

Siapkan bekal akheratmu

������������������
QZ8501 : Menata Hati, Menyiapkan Bekal Ukhrawi

Oleh : Cahyadi Takariawan

 

 

Bencana silih berganti melanda negeri. Belum lama kita mendengar berita bencana erupsi Merapi, gunung Sinabung, gunung Gamalama, longsor Banjarnegara, banjir dimana-mana, dan kini kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501. Sekian banyak korban jiwa menyertai aneka bencana. Meninggal dunia dengan berbagai macam cara dan keadaannya.

Saya ingin mengajak kita semua mengambil hikmah dan pelajaran dari berbagai peristiwa tersebut. Sangat banyak hikmah yang bisa kita petik, di antaranya;

1.    Manajemen Perasaan Hati

Suatu saat anda sekeluarga ada kesempatan untuk berlibur sekeluarga ke Singapura. Sudah bisa terbayang betapa bahagia perasaan anda sekeluarga, terlebih anak-anak. Kebahagiaan itu mendadak sirna seketika tatkala tiba di bandara anda menjumpai pesawat sudah terbang meninggalkan anda sekeluarga. Anda terlambat melakukan boarding.

Rasa kecewa, sedih, marah bercampur aduk menjadi satu. Rusak sudah suasana bahagia pada hari itu, berganti menjadi situasi emosi dan badmood. Anda mendatangi kantor maskapai dan menumpahkan kemarahan serta kejengkelan atas peristiwa yang anda yakini tidak sepenuhnya kesalahan anda. Bahkan sudah berpikir untuk menulis di kolom surat pembaca pada harian nasional untuk mempersoalkan manajemen maskapai penerbangan yang mengecewakan anda tersebut.

Namun perasaan marah dan jengkel tersebut mendadak hilang seketika, tatkala mendengar berita bahwa pesawat yang meninggalkan anda tersebut mengalami kecelakaan yang menyebabkan penumpang dan awak pesawat dinyatakan hilang dan belum bisa ditemukan lokasi maupun penyebab kecelakaannya.

Ari Putro Cahyono beserta sepuluh anggota keluarganya, adalah salah satu contoh dari peristiwa ketinggalan pesawat tersebut. Ari yang warga Surabaya ini, pada akhirnya mengucap syukur karena gagal terbang bersama pesawat Air Asia QZ 8501 yang mengalami kecelakaan nahas, Ahad 28 Desember 2014 silam.

Ari sekeluarga gagal berangkat ke Singapura karena terlambat boarding. Mereka tiba di Bandara International Juanda, Surabaya, pada pukul 05.30 WIB. Menurut catatan yang tertera di tiket, pesawat AirAsia harusnya berangkat pukul 07.20 WIB. Namun ternyata mereka tidak membaca pesan melalui email dari maskapai bahwa pesawat yang ditumpanginya itu berangkat lebih awal.

Tentu saja Ari dan keluarga merasa bahagia karena tidak jadi terbang bersama  QZ 8501. Namun ia pun mengaku sedih karena adanya kecelakaan tersebut dan juga empati dengan keluarga korban.

Coba perhatikan perasaan manusia yang amat sangat cepat berubah-ubah. Dari bahagia, menjadi sedih, menjadi bahagia lagi, dan sedih lagi, begitu seterusnya. Itulah sebabnya, agama mengajarkan “yang sedang-sedang saja”. Kalau senang tidak berlebihan, kalau sedih tidak berlebihan. Semua harus proporsional, tidak berlebihan.

Manajemen perasaan harus kita perhatikan, agar tidak mudah larut dalam kesedihan sebagaimana tidak mudah larut dalam kebahagiaan.

2.    Ketetapan Waktu

Apakah kita bisa melarikan diri dari kematian? Tidak bisa, jika memang sudah tiba ketetapan waktu kematian kita. Sebaliknya, kita pasti akan terhindar dari kematian, jika memang itu belum tiba ketetapan waktu kematian kita.

Kisah Ari Putro Cahyono beserta sepuluh keluarganya yang selamat dari kecelakaan AirAsia menjadi contoh, bahwa jika memang belum tiba ketetapan waktu dari-Nya, pasti kita akan terhindar dari kematian. Bagaimanapun caranya, apapun alasannya.

Seperti yang dialami oleh Budi Rizal dan Syafruddin, walaupun dengan kondisi dan alasan yang berbeda dengan Ari. Seharusnya Budi Rizal dan Syafruddin ikut dalam penerbangan joy-flight Sukhoi Superjet SSJ-100, pada 9 Mei 2012 lalu. Bahkan keduanya juga sudah berada di dalam pesawat yang sebentar lagi terbang. Namun karena feeling, perasaan yang tidak enak, Syafruddin mengajak Budi Rizal turun. Mereka pun selamat dari kecelakaan pesawat tersebut.

Budi Rizal mengatakan, sesaat sebelum penerbangan, dirinya memang ada di dalam pesawat Sukhoi. Dia bahkan sempat berbincang-bincang dengan pilot dan kopilot yang berkewarganegaraan Rusia. Namun karena Syafruddin mendadak mengajaknya turun, iapun selamat dari kecelakaan.

Allah Ta’ala telah memberikan penjelasan, bahwa kematian itu adalah ketetapan dariNya. Jika telah tiba ketetapan waktu dariNya, tidak ada yang bisa mengajukan, tidak ada yang bisa mengundurkan.

“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya” (QS. Ali Imran: 145).

“Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapatmemundurkannya” (QS. Al Hijr: 5; Al Mu’minun: 43).

3.    Bukan Soal Naik Pesawat Terbang

Setiap ada kecelakaan pesawat terbang, masyarakat banyak yang takut naik pesawat. Namun setelah berlalu masa yang panjang tanpa ada kejadian kecelakaan, masyarakatpun merasa aman naik pesawat. Padahal kematian bukanlah persoalan naik pesawat. Mati adalah soal ketetapan waktu yang pasti. Dalam keadaan apapun  kita menjumpainya.

Ketika takut naik pesawat karena khawatir jatuh, takut naik kapal karena khawatir tenggelam, takut naik kereta api karena khawatir tergelincir dari rel, takut naik bus karena khawatir tabrakan, takut naik motor karena khawatir diserempet, akhirnya orang memilih jalan kaki. Ternyata ia tertabrak truk saat berjalan kaki di trotoar. Mati juga.

"Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh"  (QS. An Nisa : 78).

"Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, sungguh akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS. Al Jumu’ah : 8).

Yang kita perlukan adalah bekal yang memadai untuk perjalanan menuju ukhrawi. Perjalanan hakiki untuk menemui Ilahi Rabbi. Mati itu urusan Allah Yang Maha Mengerti, kita harus siap kapanpun ketetapan waktu itu diberikan untuk kita jalani.
��������������������