[3:23PM, 2/10/2015] Salim A Fillah: CINTA DARI KEJAUHAN
Dalam ikatan pernikahan, ada jarak atau masa yang kadang memisahkan seseorang dengan sosok-sosok yang mereka sayangi. Jika demikianlah keadaan, di lapis-lapis keberkahan, cinta kita harus dititipkan kepada Allah. Sebab Dia yang Maha Amanah menjaga dan menyampaikannya. Dengan perkenanNya, bagi hati-hati yang ridha padaNya, semua pihak di segala tempat dan zamannya tetap dapat mengecap bersusun-susun rasa surga.
Lembar-lembar ini tak hendak membahas fiqh tentang hubungan jarak jauh suami dan istrinya, juga bapak atau ibu dengan anak-anaknya. Tetapi baik pula untuk diingatkan bahwa sebagaimana telah ditetapkan Sayyidina ‘Umar ibn Al Khaththab dalam masa pemerintahannya berdasar syair seorang wanita yang ditinggal berjihad suaminya dan pendapat Ummul Mukminin Hafshah Radhiyallahu ‘Anha, perpisahan jasad yang diikat oleh syari’at ini hendaknya tak lebih dari empat bulan.
Tentu selama masa itu, aneka peranti yang memudahkan perhubungan jarak jauh tak boleh disia-siakan sebagai penyambung kemesraan, nasehat, dan pengajaran. Ketika hari ini orang-orang mengeluhkan hidup yang habis di jalan oleh kemacetan, di lapis-lapis keberkahan serumah keluarga harus tetap tersambung dalam cinta. Boleh jadi ayah pergi ketika sang anak belum bangun, dan kembali ketika buah hatinya telah terlelap. Tetapi di tengah macetnya Maghrib di perjalanan pulang, menyimak anak mengaji melalui peranti canggih dan mengungkapkan cinta dengan nasehat sederhana betapa amat berharga.
Di lapis-lapis keberkahan, cinta harus selalu hadir, meski dari kejauhan.
[3:33PM, 2/10/2015] Dwi Budiyanto: 3 SKS langsung |
Mugi barakah ilmunya
No comments:
Post a Comment