spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Monday 23 February 2015

Belajar fiqih 2

Halaqoh 2
Muqaddimah
Keutamaan Menuntut Ilmu (bag.1)
Oleh Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto, MA

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
اَلْحَمْدُ لِلّهِ وَالصّلاَةُ وَالسّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

اَللَّهُمَّ لاَ عِلْمَ لَنَا إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي.

Al Ikhwah wal akhwat para peserta kajian fiqh yang dimuliakan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, pada pertemuan ke-2 ini in syaa Allāh kita akan lanjutkan tentang pentingnya dan urgensinya belajar ilmu fiqh dimana para ulama menyebutkan bahwasanya ilmu fiqh adalah ilmu yang akan menjaga ibadah seseorang dari kesalahan dan kekeliruan.

�� Belajar ilmu fiqh menjadikan seseorang beribadah kepada Allāh dengan basyīrah (Ilmu), Di samping itu,  orang yang belajar ilmu fiqh dan mengetahui dīnul Islām dengan ilmu maka itu termasuk bentuk dan tanda seseorang dikehendaki kebaikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

�� Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang sudah pernah kita sebutkan sebelumnya yang diriwayatkan oleh Mu'awiyah bin Abi Sufyan radhiyallāhu 'anhumā, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْهُ في الدِّين

"Barangsiapa yang Allāh kehendaki baginya kebaikan, maka orang itu akan difahamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā terhadap agamanya."

Hadits shahih diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya.

��Fiqh (tafaqquh fiddīn) merupakan cahaya dimana seorang hamba akan berjalan dengan cahaya ini untuk menerangi jalan dalam kehidupan didunia ini, yang tentunya akan menghantarkan dia kepada kebahagiaan di akhirat.

�� Ketika seseorang difahamkan akan dīnul Islām secara umum, baik pemahaman terhadap masalah aqidah, hadits, tafsir, akhlaq dan termasuk juga pemahaman dalam fiqh dan ilmu yang membahas tentang af'ālul 'ibād (perbuatan seorang hamba) yang mukallaf (yang diberikan taklif/beban) yaitu orang yang sudah dewasa dan berakal, maka dia akan berjalan didalam kehidupannya di atas cahaya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

✅ Orang yang faqih terhadap agamanya maka dia akan beribadah kepada Allāh dengan benar, dia akan berakhlaq dan bermuamalah dengan sesama manusia dengan akhlaq yang baik dan interaksi yang benar, tidak menzhalimi, menyakiti dan mengganggu oranglain.

✅ Dengan ilmu fiqh ini seseorang akan benar dalam ibadahnya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā yakni dari sisi bagaimana dia beribadah sesuai dengan contoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.

�� Dalam bab shalat misalnya, dia akan mencontoh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam sebagaimana perintah beliau yang menyuruh kita shalat sebagaimana kita melihat beliau shalat. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

صلوا كما رأيتموني أصلي

�� Demikian juga ketika dia berta'ammul dengan manusia, dia tahu bagaimana tata cara jual beli dan berbisnis dalam Islam, tahu mana yang halal dan yang haram, tahu yang terlarang dan yang dibolehkan, sehingga dia tidak terjerumus dalam transaksi-transaksi yang diharamkan sehingga akhirnya dia memakan harta yang diharamkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,  bisa jadi dia terperosok ke dalam dosa riba misalnya atau zhulum (berbuat aniaya kepada orang lain) atau mengambil hak orang lain tanpa kebenaran. Dan ini banyak dilakukan oleh orang karena disamping hawa nafsu mereka, juga yang paling utama adalah karena kebodohan mereka terhadap hukum-hukum Islam, terutama dalam masalah fiqh.

�� Masalah fiqh juga membahas tentang bagaimana seseorang itu bersikap terhadap orang lain, baik bersikap dalam masalah pembagian harta (seperti yang dibahas dalam ilmu farāidh), bersikap ketika dia melakukan jual beli, sewa menyewa, menggadaikan barangnya untuk jaminan.

��Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyanjung orang yang pandai dan baik dalam bersikap ketika jual beli dan ketika dia meminjam dan mengembalikan pinjamannya.

�� Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam Kitab Al-Buyū' dari hadits Jābir bin 'Abdillāh radhiyallāhu 'anhumā, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

رَحِمَ اللَّهُ امرءا سَمْحًا إِذَا بَاعَ سَمْحًا إِذَا اشْتَرَى سَمْحًا إِذَا اقْتَضَى

"Allāh Subhānahu wa Ta'ālā merahmati seseorang yang berlapang dada ketika dia menjual dan berlapang dada juga ketika dia membeli dan berlapang dada ketika dia meminjam dan berlapang dada ketika dia membayar pinjamannya."

✅ Ini semua bisa dilakukan oleh seseorang ketika dia mengetahui hukum-hukum jual beli, ketika dia meminjam tahu hukum pinjam meminjam dan bagaimana fadhilah orang yang meminjamkan hartanya kepada oranglain dimana orang yang meminjamkan hartanya kepada oranglain akan diberikan pahala seperti separuh dia bersedekah dengan harta tersebut.

�� Disamping itu, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā juga akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat di atas yang lain. Sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam Surat Al-Mujadalah 11:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ‏

"Allāh akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian."

�� Orang yang beriman adalah orang yang sangat mulia diatas yang lain, dibanding yang tidak beriman, namun diantara orang yang beriman ini ada yang lebih tinggi lagi derajatnya.

❓Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang dikaruniai ilmu oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā. Mereka akan diangkat lebih tinggi lagi beberapa derajat, baik didunia maupun diakhirat.

�� Orang yang menuntut ilmu sebenarnya adalah orang yang sedang dimudahkan atau akan dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā untuk meniti jalan menuju surga.

Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu maka Allāh akan mudahkan dia meniti jalan untuk menuju surga."

��Orang yang meniti jalan dalam hadis ini bisa dimaknai meniti jalan secara fisik maupun meniti jalan secara maknawi. Kita mungkin duduk dirumah, namun kita menggunakan sarana-sarana seperti internet, HP, kaset dan lain-lain untuk belajar ilmu maka in syaa Allāh itu juga termasuk meniti jalan maknawi, apalagi sampai dia pergi Ke tempat majlis ilmu/majlis ta'lim, kampus, masjid, pesantren dan seterusnya, maka sebenarnya dia sedang meniti jalan menuju ke surga dimana Allāh akan mudahkan baginya meniti jalan kebenaran yang akan menyampaikan dia ke dalam surga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

�� Kita tahu bahwasanya jalan ke surga itu banyak, namun jalan tercepat dan termudah dikatakan para ulama adalah dengan thalabul 'ilm, sebagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

مَنْ خَرَجَ فِي طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

"Barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu maka dia berada dijalan Allāh sampai dia kembali ke rumahnya (tempat tinggalnya)."

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang meniti jalan surga dan memberikan keikhlashan kepada kita dalam berucap dan beramal.

بِاللهِ التَوْفِيْقْ وَالْهِدَايَةِ
وَصَلَّى اللّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

�� Transkriptor : dr. Maria Ulfah Ummu 'Abdirrahman
♻ Editor : Dr. Farid Fadhillah Abu Abdillah
�� Murojaah : Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto M.A.

No comments:

Post a Comment