spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Thursday 26 February 2015

Belajar fiqih 3

Halaqoh 3
Muqaddimah
Keutamaan Menuntut Ilmu (bag. 2)
Oleh Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto, M.A.
--------------------

بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَسْتَهْدِيْهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ باللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ.

Al Ikhwah wal akhwat a'āzakumullāhu jamī'an, pada kesempatan (pertemuan) yang ke-3 dalam kajian fiqh Syafi'i ini kita masih melanjutkan pembahasan kita tentang keutamaan attafaqquh fiddīn (belajar ilmu syari'at dan agama Islam) yang mulia ini.

�� Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam telah menyebutkan dalam hadits yang shahīh sebagaimana yang kita sebutkan pada pertemuan sebelumnya tentang keutamaan penuntut ilmu yang apabila dia melakukannya dengan ikhlash karena Allāh maka balasannya adalah surga.

☝Karena kita tahu bahwa belajar agama Islam dan syari'atnya adalah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

"Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim."

��Ada hadits yang sangat bagus tentang keutamaan menuntut ilmu ini, diriwayatkan oleh Abu Darda' radhiyallāhu 'anhu, dia berkata:

سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلى اللهُ عَليهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : « مَنْ سَلَكَ طَرِيقاً يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيقاً إِلى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ المَلائِكَةَ لَتَضَعُ أَََجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضاً بِمَا يَصْنَعُ ، وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَواتِ وَمَنْ في الأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي المَاءِ (وَفِيْ رِوَايَةٍ حَتَّى النَّمْلَةُ فِي جُحْرِهَا) ، وَفَضْلُ الْعَالِمِ عَلى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَئَةُ الأَنْبِيَاءِ ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثٌوا دِينَاراً وَلا دِرْهَماً وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍ وَافِرٍ » رواه أبو داوود والترمذي و لفظ له

Yang artinya; diriwayatkan dari Abu Darda' semoga Allāh meridhainya, dia berkata: Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang meniti jalan yang dengannya dia mencari ilmu maka Allāh akan mudahkan baginya (dalam riwayat lain: dia sebenarnya adalah meniti jalan menuju ke surga) dan para malaikat mereka menaruh sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena ridha terhadap apa yang mereka perbuat.

��Para malaikat menghormati para penuntut ilmu karena mereka meniti jalan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.

�� Dan sesungguhnya seorang yang berilmu (tahu tentang syari'at dan mengajarkannya kepada manusia) akan dimintakan ampun oleh seluruh makhluq yang ada dilangit maupun yang ada dibumi, sampai-sampai ikan paus yang ada dilautan dan bahkan semut-semut yang ada dilubangnya, memintakan ampun untuk para pengajar kebaikan.

�� Dan keutamaan seorang penuntut ilmu dibanding seorang ahli ibadah adalah seperti keutamaan atau sinar rembulan dibanding sinar bintang-bintang yang kecil.

��Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan untuk umatnya atau untuk keluarganya, dinar dan dirham, mereka tidak meninggalkan harta kekayaan akan tetapi mereka meninggalkan harta pusaka yang sangat berharga yaitu ilmu.

��Barangsiapa yang mengambil warisan ini (warisan kenabian) yaitu mereka mau belajar, mau mengkaji dan mendalami ilmu agama dan syari'at Islam yang mulia ini maka sungguh dia telah mendapatkan bagian yang sangat beruntung/berharga dan banyak yaitu warisan para Nabi.

Hadits yang mulia ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Imam At-Tirmidzi dan lafazh hadits ini adalah lafazh Imam At-Tirmidzi.

��Memang keshahihan hadits ini dibicarakan oleh para ulama yaitu ada sedikit kelemahan, namun makna yang terkandung dari hadits ini adalah makna yang shahih, yang sesuai dengan dalil-dalil shahih yang lain secara umum yaitu tentang kewajiban menuntut ilmu dan tentang keutamaan para penuntut ilmu.

�� Bagaimana tidak, seorang penuntut ilmu dia akan dimintakan ampun oleh seluruh makhluq yang ada dilangit dan dibumi. Sampai-sampai hewan dilautan (ikan) dan hewan yang ada didalam bumipun mereka memintakan ampun untuk orang yang mengajarkan kebaikan.

�� Kenapa? Karena ilmu itu naf'uhu muta'addiy, ilmu ketika diajarkan kepada orang maka manfaatnya bukan hanya bagi si pemilik ilmu saja namun kepada orang lain yang mendengarkannya. Bermanfaat untuk orang lain pula yang mengetahui dan melihat ilmu itu diamalkan. Hewan-hewan pun merasa tenang dan aman ketika ilmu syari'at diberlakukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari di muka bumi ini.

��Ikanpun tidak akan diambil secara sia-sia, demikian juga makhluq-makhluq yang lain akan dijaga ketika syari'at Islam ini ditegakkan di muka bumi ini.

☝Oleh karena itu tidak mustahil dan tidak aneh apabila makhluq lainpun akan memintakan ampun untuk para pengajar ilmu kebaikan. Apalagi manusia, mereka yang pertama kali mendapatkan manfaat dari ilmu yang disebarkan oleh para ulama ini.

��Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang ahli ibadah, dikatakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, ibaratnya adalah sinar rembulan dibanding dengan sinar bintang yang kecil.

✅ Memang seorang ahli ibadah itu baik dan kalau ibadahnya sesuai dengan contoh Rasūlullāh dan ikhlash melakukan karena Allāh semata, in syā Allāh dia akan masuk surga. Namun ibadah itu hanya bermanfaat untuk dirinya, paling banter hanya untuk orang-orang terdekat yang melihat dia.

�� Namun beda dengan seorang ahli ilmu. Seorang ahli ilmu yang mengamalkan ilmunya itu ibaratnya sebuah rembulan, dimana bukan hanya menyinari dirinya sendiri saja namun dia juga menyinari alam semesta dan seluruh makhluq yang ada di muka bumi.

✨Beda dengan bintang, bintang adalah perumpamaan orang yang beribadah. Dia hanya bermanfaat untuk dirinya. Dan dia hanya menyelamatkan dirinya atau orang yang paling terdekat yang melihat dia dan tertarik dengan ibadah dia. Dia akan masuk surga sendirian.

✒Namun beda dengan para ulama. Ulama ketika menulis buku, menyampaikan ceramah, memberikan nashihat, manfaatnya bukan untuk dia saja. Dia in syā Allāh selamat karena mengamalkan ilmunya namun ilmu itu sendiri akan menyebar, difahami dan diamalkan oleh orang yang sangat banyak.

�� Apalagi pada zaman sekarang, subhānallāh teknologi yang begitu canggih, dimana seseorang bisa menyampaikan ilmu dirumahnya dan bisa sampai ke ujung dunia. Dengan sarana internet, telepon dan semacamnya, itu sangat membantu untuk menyebarkan ilmu.

�� Oleh karena itu keutamaan ahli ilmu jauh diatas keutamaan para ahli ibadah. Sekalipun dua-duanya adalah bagus, bersinar, bermanfaat untuk pemiliknya dan juga mungkin orang sekitarnya tapi ilmu jelas manfaatnya jauh lebih banyak.

�� Sebagaimana dalam hadits lain disebutkan:

كَفَضْلِي على الشَّاعِرِ أَدْنَاكُمْ

Keutamaan orang yang berilmu itu adalah seperti keutamaan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dibanding orang yang paling rendah dikalangan kalian.

✅ Kemudian disebutkan bahwasanya para Nabi tidak mewarisi apa-apa dari harta kekayaan dunia, tidak mewarisi emas dan perak namun para Nabi mewariskan ilmu dan kita disuruh untuk mengambil warisan dan harta pusaka tersebut dengan cara mempelajari tafsir ayat Alqurān, mempelajari makna Alqurān dan hadits yang disampaikan oleh Beliau.

☝Barangsiapa yang mengambil warisan ini maka sungguh dia telah mendapatkan warisan yang sangat berharga.

♻ Oleh karena itu marilah kita mengikhlashkan niat kita untuk beribadah kepada Allāh semata dengan melalui thalabul 'ilmi dan belajar dengan ikhlash dan sungguh-sungguh.

Mudah-mudahan kita semua dimudahkan untuk meniti jalan menuju surga dan dimudahkan untuk menjadi para ulama dan orang-orang yang mengamalkan ilmu mereka karena Allāh semata.

Terima kasih. Inilah yang bisa kita bahas dalam pertemuan kali ini. In syā Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan berikutnya dengan topik yang in syā Allāh lebih menarik.

بِاللهِ التَوْفِيْقِ وَالْهِدَايَةِ
وَصَلَّى اللّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

No comments:

Post a Comment