spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Monday 23 March 2015

Belajar fiqih 19

➖➖➖➖➖
�� Halaqoh 19
�� Furūdhul wudhū' (bag 3)
�� Oleh Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto, MA
-----------------------
الحمد لله و كفى والصلاة والسلام النبي المصطفى، نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين

Ikhwan dan akhwat para peserta kajian fiqh Asy-SyāFi'i yang dimuliakan Allāh, pada halaqoh yang ke-19 ini kita masih melanjutkan tentang furūdh al-wudhū' yang disebutkan oleh Muallif bahwa fardhu nya wudhū' ada ⑥;

① Niat, tempatnya di hati dan bukan di lisan (tidak dilafazhkan) ketika mulai pekerjaan/ibadah (yaitu saat membasuh muka pada wudhū').

② Membasuh muka
Kita sudah jelaskan bahwasanya muka batasannya adalah:
• lebarnya dari 1 daun telinga ke telinga yang lain
• panjangnya mulai dari tempat tumbuhnya rambut diatas dahi sampai ke dagu (tempat tumbuhnya jenggot)

③ Membasuh kedua tangan sampai ke siku
Siku merupakan bagian yang wajib dibasuh karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan dalam Al-Qurān bahwasanya:

فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ

"Maka basuhlah muka kalian dan tangan-tangan kalian sampai siku."

*siku termasuk bagian yang wajib dibasuh.

④ Kemudian setelah itu Allāh menyebutkan :

وَامْسَحُواْ بِرُؤُوسِكُمْ

"Dan usaplah kepala kalian."

Kepala tidak dibasuh tapi cukup diusap.

Ada perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang "bi ruūsikum" (بِرُؤُوسِكُمْ) ;
❶ apakah maksudnya huruf ب lil ilshāq (maksudnya semua kepala harus diusap), ب (ba) artinya tangan kita menempel di bagian kepala semua, atau
❷ apakah maksudnya huruf ب littab'iidh yaitu untuk sebagian.

Yang berpendapat bahwasanya sebagian kepala itu cukup diusap, berdasarkan hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang menyebutkan bahwasanya Beliau mengusap bagian dahi kemudian meneruskan ke imāmah, yaitu hadits Riwayat Muslim, dari Mughīrah Ibnu Syu'bah radhiyallāhu 'anhu:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ ، فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ ، وَعَلَى الْعِمَامَةِ

"Bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berwudhū' dan mengusap bagian dahi beliau dan meneruskannya ke 'imāmah."

Ini menunjukkan bahwasanya cukup sebagian kepala yang diusap.

Namun madzhab lain mengatakan bahwa huruf ب adalah lil ilshāq, yaitu sunnahnya semua kepala diusap, dan ini yang lebih rajih in syā Allāh.

Kemudian tentang wajibnya membasuh, kenapa anggota ini (terutama muka dan tangan) dibasuh dan bukan di usap?

Karena ada hadits yang shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu :

تَوَضَّأُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي الْعَضُدِ ، ثُمَّ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى حَتَّى أَشْرَعَ فِي السَّاقِ ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى حَتَّى أَشْرَعَ في السَّاقِ ، ثُمَّ قَالَ : هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم يَتَوَضَّأُ. وَقَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم : (أَنْتُمُ الْغُرُّ المُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ [رواه مسلم].

"Beliau berwudhū' kemudian membasuh mukanya dan menyempurnakan wudhū' nya. Kemudian membasuh tangan kanannya sampai ke siku kemudian membasuh tangan kirinya sampai siku (bahkan sampai lengan). Kemudian beliau mengusap bagian kepalanya. Kemudian membasuh kaki kanannya hingga sampai ke betis. Kemudian membasuh kaki kirinya juga sampai betis. Kemudian Beliau menyebutkan: "Demikianlah aku melihat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berwudhū'."

Kalau shahabat mengatakan "aku melihat Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam", maka bahwasanya hadits tersebut hukumnya marfu', sekalipun yang cerita adalah shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu.

Demikianlah tentang dalil yang menunjukkan bahwasanya muka dan tangan harus dibasuh, termasuk juga kaki sampai ke mata kaki.

⑥ Tartib, semua dilakukan dengan cara urut karena semua dalil menunjukkan bahwasanya wudhū' dilakukan secara berurutan dan tidak pernah salah satunya mendahului yang lain.

Demikianlah yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

بِاللَّهِ التَّوْفِيْقِ وَ الْهِدَايَةِ.
وَصَلَّى اللّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
___________________
�� Transkriptor : Ummu 'Abdirrahman
♻ Editor : Farid Abu Abdillah
�� Murojaah : Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto M.A.

No comments:

Post a Comment