spiritual kita seperti laut, kadang pasang kadang surut, jiwa kita seperti langit, kadang cerah kadang mendung, pengetahuan kita seperti kaca, kadang jernih kadang buram---------Aku mengamati semua sahabat, dan tidak menemukan sahabat yang lebih baik daripada menjaga lidah.Saya memikirkan tentang semua pakaian, tetapi tidak menemukan pakaian yang lebih baik daripada takwa. Aku merenungkan tentang segala jenis amal baik, namun tidak mendapatkan yang lebih baik daripada memberi nasihat baik. Aku mencari segala bentuk rezki, tapi tidak menemukan rezki yang lebih baik daripada sabar. ~ Sayidina Umar bin Khattab

Monday 23 March 2015

Belajar fiqih 20

➖➖➖➖➖
�� Halaqoh 20
�� Furūdhul wudhū' (bag 4)
�� Oleh Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto, MA
-----------------------
بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله و كفى والصلاة والسلام النبي المصطفى، نبينا محمد و على آله و صحبه أجمعين

Ikhwan dan akhwat yang dimuliakan Allāh, pada kesempatan kali ini kita memasuki halaqoh yang ke-20 dari syarh matan Abu Syujā'. Pada kesempatan sebelumnya kita telah membahas furūdhul wudhū' yang 3 dan sudah menginjak yang 4 yaitu membasuh sebagian kepala (مسح بعد الرأس), memang khilaf dikalangan ulama.

Ada yang mengatakan bahwasanya فمسح برأسكم (Hendaklah kalian mengusap kepala kalian), huruf ب disini li at-tab'īdh (untuk menyatakan makna sebagian) jadi cukup sebagian kepala yang diusap. Inilah yang dijadikan dalil bahwasanya kepala itu tidak wajib diusap semuanya.

Demikian juga hadits yang disebutkan bahwasanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berwudhū' ketika menggunakan imamah dengan mengusap bagian dahi Beliau kemudian meneruskannya ke imamah.

Tetapi disana ada pendapat lain yaitu bahwasanya fardhu (wajib) nya wudhū' adalah mengusap mayoritas kepala, tidak hanya bagian depan atau sebagian saja.

Dalil :
Hadits dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunannya dalam bab :

باب ما جاء في مسح الرأس أنه يبدأ بمقدم الرأس إلى مؤخره

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memulai membasuh kepala dari depannya sampai ke bagian belakangnya (artinya mayoritas kepala diusap)

Haditsnya:

عن عبد الله بن زيد أن رسول الله صلى الله عليه وسلم مسح رأسه بيديه فأقبل بهما وأدبر بدأ بمقدم رأسه ثم ذهب بهما إلى قفاه ثم ردهما حتى رجع إلى المكان الذي بدأ منه ثم غسل رجليه

Dari 'Abdillah Ibn Zayd, bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengusap kepala Beliau dengan ke-2 tangannya kemudian mengusap ke belakang dan kemudian ke depan lagi, dimulai dari bagian depan kepala kemudian sampai ke tengkuk kemudian balik lagi ke depan (1 kali usapan), kemudian kembali ke tempat dimana Beliau memulai (yaitu bagian depan kepala), setelah itu membasuh ke-2 kakinya.

قال أبو عيسى وفي الباب عن معاوية والمقدام بن معدي كرب وعائشة قال أبو عيسى حديث عبد الله بن زيد أصح شيء في هذا الباب وأحسن وبه يقول الشافعي وأحمد وإسحق

Jadi yang shahih dari wudhū' adalah ketika membasuh kepala, yang benar adalah membasuh mayoritas kepala dengan 1 kali ucapan dimulai depan sampai ke tengkuk, kemudian kembali lagi ke bagian depan.

⑤ Fardhu yang ke-5 adalah membasuh ke-2 kaki sampai ke mata kaki.
Tentunya ketika membasuh kaki maka sela-sela jari juga harus ikut dibasuh karena termasuk bagian yang harus terkena air wudhū', dan tidak boleh meninggalkan bagian tersebut tanpa terkena air. Karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengancam orang yang wudhū' nya tidak sempurna.

Beliau bersabda:

ويل للأعقاب من النار

"Celaka bagi tumit-tumit yang tidak terkena air wudhū' (nanti akan terkena oleh) api neraka."

Oleh karena itu saat wudhū' harus diperhatikan baik-baik, apakah semua aaggota wudhū' sudah basah atau belum. Jika belum, maka tidak mengapa diulangi karena merupakan fardhu dalam wudhū'.

Membasuh ke-2 kaki sampai 2 mata kaki (al-ka'bayn), mata kaki adalah 2 tulang yang muncul di kanan dan kiri kaki, jika lebih dari itu maka sunnah saja.

⑥ Fardhu yang ke-6 yaitu, semua itu harus dilakukan secara tertib/urut, tidak boleh dibalik (misal membasuh kaki dahulu baru muka dll) karena semua hadits yang menerangkan tentang sifat wudhū' Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam itu menyebutkan urutan.

Demikian. Mudah-mudahan kita bisa memahaminya dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

Terima kasih.

بِاللَّهِ التَّوْفِيْقِ وَ الْهِدَايَةِ.
وَصَلَّى اللّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
___________________
�� Transkriptor : Ummu 'Abdirrahman
♻ Editor : Dr. Farid Fadhillah Abu Abdillah
�� Murojaah : Ust. Abu Ziyad Eko Haryanto M.A.

No comments:

Post a Comment